-->

Jumat, 20 Januari 2012

Suami dan Istri Dalam Pandangan Islam

ISTRI YANG SALEHAH
Istri yang shalehah selalu konsisten dalam menjalankan agama Allah lahir dan batin, tanpa ragu, malas ataupun nafsu. Tidak ada masalah antara dirinya dengan sang suaminya dalam masalah ketaatan terhadap Allah SWT dan Rasulullah saw. Senantiasa menjalankan syariat, menjauhi semua larangan-Nya. Dia adalah istri yang sangat komitmen dengan penuh kesadaran.

Akhlaknya baik, sikapnya tenang, lembut dan fleksibel, ucapannya bagus, penampilannya sederhana, perilakunya konsisten, tidak dengki, tidak pula pendendam, tidak membangkang perintah suaminya, juga tidak sombong.



MEMBAHAGIAKAN SUAMI

Pernah di Rumah Amalia seorang Ibu bertutur tentang ketulusan hati suaminya.  Kehidupannya selama ini dikatakan mengalir dengan mudah. Dirinya bekerja diperusahaan swasta nasional yang bonafit dengan posisi jabatan yang cukup lumayan karena posisi inilah ia sering melakukan perjalanan keluar kota. Dalam setiap bulan bisa dua atau tiga kali penerbangan dan setiap bepergian bisa tiga hari. Praktis suami dan anak ditinggalkannya sehingga bagi suami dan anaknya tidak pernah mempermasalahkan aktifitas kerjanya. Selama lima tahun perkawinan, ia hampir tidak pernah melayani suami dengan menyediakan air putih atau teh hangat, mempersiapkan baju kerja suami namun suaminya tidak pernah memprotes, dia terbiasa menyiapkan semuanya sendiri.  Kesabaran & pengertian suami inilah yang malah membuat ia semakin seenaknya. Setiap minggu senantiasa menunjukkan agenda kegiatannya yang padat dan meminta suami mengurus segala keperluan rumah tangga, pernah ia ditegur oleh suami, 'Mama kalo nyuruh ama ayah kok kayak nyuruh ama bawahan ya?'

Terkadang teguran suami dianggap sebagai usaha menghalangi kariernya. Sampai ia pernah mengatakan. 'Saya sudah terbiasa mandiri, tidak ada suami, saya juga bisa hidup sendiri.' Mendengar apa yang diucapkan istri, suaminya malah meminta maaf bila kata-kata yang diucapkannya salah. begitulah suaminya dipenuhi dengan kesabaran & pengertian. Kemudian pada suatu hari ibu itu mengalami musibah terjatuh ketika berada di kantor disaat sedang berlari, sampai tulangnya patah. Sampai dirinya segera dibawa ke Rumah Sakit. Kondisis membuatnya tidak bisa bergerak, hanya terbaring lemah. Kakinya terasa sakit yang sangat luar biasa bila digunakan untuk menggeser sedikit aja. Disaat kondisi seperti inilah ia mendapatkan tamparan atas kesombongannya selama ini. Suaminya dengan penuh kesabaran membantunya, terutama ketika BAB ditempat tidur. Sehari di rumah ia masih sombong an selalu mengeluh namun suami tidak berkata apapun. Dengan sabar sang suami memandikan, memijat punggung dan membesarkan hati istrinya.

Air mata sang ibu mengalir, saya mendengarkannya. Sementara suami duduk disampingnya dan memangku sang buah hati. Terlihat rintik hujan membasahi jalanan. Di Rumah Amalia terlihat anak-anak sedang berlarian. Ibu melanjutkan kisahnya, Pernah suatu ketika ia begitu sangat ingin buang air besar, ia memaksa pergi ke kamar mandi, suaminya melarang, malah membuatnya marah dan mengatakan bahwa suaminya tidak perlu membantu. Dengan angkuh ia merangkak ke kamar mandi dengan menahan rasa sakit berderai air mata, tiba-tba sebuah tangan merengkuh & memeluknya. Ia terkejut melihat suaminya meneteskan air mata. 'Ma, saya tidak akan pernah keberatan membantu mama sekalipun mama sudah tidak berdaya & maut  menjemput sekalipun, ayah hanya berharap mama lebih sabar & ikhlas. Aku mohon ma, bersyukurlah karena hanya lutut yang cidera.' Suaminya kemudian menggendongnya ke tempat tidur, mengambil pispot dan membantu BAB tanpa jijik. Sang istri menangis dan memohon ampun kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala, 'Ya Allah, ampunilah hambaMu ini yang tidak pernah mensyukuri apa yang telah Engkau anugerahkan kepadaku, Engkau berikan suami yang sabar & penuh pengertian serta anak yang lucu.'

Disaat itulah ia menangis dibahu suaminya. 'Yah, maafkan mama ya..Bantu mama menjadi istri & ibu yang baik.' Sejak peristiwa itu telah membuat mata beliau terbuka betapa hati seorang suami betapa hangat penuh kasih sayang dan ikhlas. Anaknya yang masih kecil juga sudah mengerti apa yang sedang terjadi. Segera memeluk dan menciumi pipi mamanya. Ujian & cobaan yang telah dilalui menyadarkan betapa Allah Maha Besar telah menganugerahkan kebahagiaan untuk dirinya, suami dan sang buah hatinya. Tiada henti sang ibu memanjatkan puji syukur kehadirat Allah karena telah diberikan suami yang penuh pengertian & anaknya yang manis serta lucu.


 PERINGATAN KITA
Banyaknya perceraian terjadi karena istri/suami tidak menyadari posisi masing-masing. Begitu pula kadang istri kurang menghormati ibu mertuanya sehingga bisa konflik bukan hanya dengan suami, tapi juga dengan ibu mertuanya.

Padahal Islam sudah mengatur posisi masing-masing. Ibarat tentara, Ada Jendral, ada Kapten, dan ada Kopral. Kopral harus menghormati Kapten dan Kapten harus menghormati Jenderal. Sehingga ada keteraturan.

Sebaliknya kalau semua merasa jenderal, maka yang ada kekacauan.

Meski demikian Islam juga mengajarkan agar pemimpin tidak sewenang-wenang dan menyayangi orang yang dipimpinnya. Seorang suami misalnya punya kewajiban menafkahi secara lahir dan batin pada keluarganya.
Dalam Islam ketaatan ditujukan kepada Allah, kemudian kepada RasulNya, yaitu Nabi Muhammad SAW.
Setelah itu, seorang pria wajib berbakti kepada ibunya. Setelah itu kepada ayahnya.
Sebaliknya seorang istri wajib berbakti kepada suaminya. Tidak pantas seorang istri mengatur-ngatur suami bahkan membuat suaminya takut kepada istri.
Berikut hadits-hadits tentang itu.
Seorang pria harus berbakti pada ibunya:
Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Seseorang datang menghadap Rasulullah saw. dan bertanya: Siapakah manusia yang paling berhak untuk aku pergauli dengan baik? Rasulullah saw. menjawab:
Ibumu. Dia bertanya lagi: Kemudian siapa? Rasulullah saw. menjawab: Kemudian ibumu. Dia bertanya lagi: Kemudian siapa? Rasulullah saw. menjawab: Kemudian
ibumu. Dia bertanya lagi: Kemudian siapa? Rasulullah saw. menjawab lagi: Kemudian ayahmu. (Shahih Muslim No.4621)
Hadis riwayat Abdullah bin Umar ra., ia berkata:
Seseorang datang menghadap Nabi saw. memohon izin untuk ikut berperang. Nabi saw. bertanya: Apakah kedua orang tuamu masih hidup? Orang itu menjawab: Ya. Nabi saw. bersabda: Maka kepada keduanyalah kamu berperang (dengan berbakti kepada mereka). (Shahih Muslim No.4623)
Ada pun seorang istri harus berbakti pada suaminya.
Sebab pada ijab-qabul, maka ayah mempelai wanita sebagai wali telah menyerahkan anaknya kepada sang suami.
Seorang istri harus berbakti pada suaminya:
Seorang isteri yang ketika suaminya wafat meridhoinya maka dia (isteri itu) akan masuk surga. (HR. Al Hakim dan Tirmidzi)
Allah Swt kelak tidak akan memandang (memperhatikan) seorang wanita yang tidak bersyukur kepada suaminya meskipun selamanya dia membutuhkan suaminya. (HR. Al Hakim)
Hak suami atas isteri ialah tidak menjauhi tempat tidur suami dan memperlakukannya dengan benar dan jujur, mentaati perintahnya dan tidak ke luar (meninggalkan) rumah kecuali dengan ijin suaminya, tidak memasukkan ke rumahnya orang-orang yang tidak
disukai suaminya. (HR. Ath-Thabrani)
Tidak sah puasa (puasa sunah) seorang wanita yang suaminya ada di rumah, kecuali dengan seijin suaminya. (Mutafaq’alaih)
Tidak dibenarkan seorang wanita memberikan kepada orang lain dari harta suaminya kecuali dengan ijin suaminya. (HR. Ahmad)
Tidak dibenarkan manusia sujud kepada manusia, dan kalau dibenarkan manusia sujud kepada manusia, aku akan memerintahkan wanita sujud kepada suaminya karena besarnya jasa (hak) suami terhadap isterinya. (HR. Ahmad)
Tak jarang seorang istri menganggap hina suaminya karena dia lebih kaya daripada suaminya. Penghasilannya lebih besar daripada suaminya. Padahal itu tidak baik.
Siti Khadijah meski beliau lebih kaya daripada suaminya, namun tetap menghormati dan menyayangi suaminya.
Meski seorang suami berkewajiban memberi nafkah bagi istrinya, namun di zaman sekarang ini banyak suami yang menganggur. Mereka tak dapat pekerjaan. Meski seorang istri berhak minta cerai, namun ada istri yang tetap sabar. Meski suaminya menganggur bertahun-tahun, namun dia tetap sabar. Sebagai gantinya justru dia yang bekerja menghidupi keluarganya.
Meski ada pertengkaran, namun secara keseluruhan istrinya tetap sabar dan terus memotivasi suaminya sehingga suaminya tetap semangat dan tidak putus asa. Akhirnya suaminya pun dapat bekerja dengan gaji yang tidak kalah besar dengan istrinya sehingga bisa menafkahi keluarganya. Itu jauh lebih baik ketimbang bercerai.


4 PEREMPUAN YANG BERADA DI NERAKA

Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh.
Nabi Rasulullah s.a.w bersabda yang bermaksud:-

4 jenis perempuan yang berada di neraka ialah:
1. Perempuan yang kotor mulutnya terhadap suaminya;
suaminya tiada dirumah ia tidak menjaga dirinya dan jika suaminya bersamanya ia
mengherdiknya.
2. Perempuan yang memaksa suaminya untuk memberi apa yang di luar kemampuan si
suami.
3. Perempuan yang tidak mempunyai tujuan hidup kecuali makan, minum dan tidur, dan
ia enggan berbakti kepada Allah swt. dan enggan berbakti kepada suaminya (seorang
isteri yang bersifat begini akan dilaknati Allah swt. kecuali bertaubat).
4. Wanita yang tidak menutupi dirinya dari kaum lelaki dan keluar rumah dengan
menampakkan perhiasannya dan memperlihatkan kecantikannya untuk menarik kaum
lelaki).
Rasulullah s.a.w pernah menuntunkan satu amalan yang dapat menyelamatkan kaum wanita dari azab neraka.

Ketika beliau selesai khutbah hari raya yang berisikan perintah untuk bertakwa kepada Allah dan anjuran untuk mentaati-Nya.

Beliau pun bangkit mendatangi kaum wanita,beliau menasehati mereka dan mengingatkan mereka tentang akhirat kemudian beliau bersabda:"Bershadaqahlah kalian!karena kebanyakan kalian adalah kayu bakarnya jahanam!"

Maka berdirilah seorang wanita yang duduk diantara wanita-wanita lainnya yang berubah kehitaman kedua pipinya,iapun bertanya:"Mengapa demikian,wahai Rasulullah?"Beliau menjawb:"Karena kalian banyak mengeluh dan kalian kufur trhadap suami!"(HR.Bukhari)
Astagfirullahal aziim..

Bershadaqahlah!karena shadaqah adalah satu jalan untuk menyelamatkan kalian dari adzab neraka.Semoga Allah SWT menyelamatkan kita dari azab-Nya.Dan "Menjelmah"jadi wanita shalihah yang akan menjadi mutiara berharga bagi keluarga,.Aamiin
Wallahu a'lam bish shawwab


SAMBUTAN SANG ISTERI KEPADA SUAMI

Seorang istri harus selalu menyambut kedatangan suaminya dengan baik dan ceria.Janganlah engkau menambah kesuntukannya saat melihatnya resah dan gelisah.Sambutlah ia dengan bahagia dan layanilah apapun permintaannya.Jangan sekali-kali langsung menanyakan kepadanya tentang penyebab kegelisahannya.

Biasanya,setelah ia tenang dan mengganti pakaian kerjanya dengan pakaian rumah,ia akan bercerita sendiri kepada istrinya tentang apa yang baru saja dialaminya.Bila tidak demikian halnya,bolehlah seorang istri menanyakan kepadanya.Tapi ingat,gunakan cara yang baik,santun,dan menunjukkan kepedulian dan kecemasanmu terhadap kondisinya.

Jika seorang istri yakin dirinya bisa membantu suaminya dalam menyelesaikan persoalan tersebut,janganlah ia menunda-nunda,cepat katakan atau lakukan apa yang bisa meringankan bebannya.Jika seorang istri mampu melakukan hal tersebut,maka beban suaminya pun akan berkurang.Lebih dari itu,ia akan merasakan bahwa didalam rumahnya terdapat sebuah permata berharga yang lebih tinggi nilainya dari segala bentuk permata yang ada di dunia ini.



0 komentar:

Posting Komentar

The title of the slideout

Slideout Content